
Terbit Oktober 2015 di SciRes. Silakan download dan baca di sini
Paper ini meskipun terbit 10 tahun yang lalu, tetapi menarik untuk dibaca, karena memberikan gambaran pada saat itu ketika awal pengembangan zona industri di China dengan sebutan National Innovation Demonstration Zones atau NIDZ.
Seperti kita ketahui China telah melakukan banyak kebijakan pengembangan kawasan khusus industri, mulai dari SEZ (Special Economic Zone) tahun 1980, kemudian ETDZ (Economic Technological Development Zone) tahun 1984, HIDZ (High-Tech Industrial Development Zone) tahun 1988, juga terakhir (saat paper ini ditulis) ada NIDZ (National Innovation Demonstration Zones) tahun 2009
Studi penting karya Xiaopei Gao dkk. ini menganalisis empat National Innovation Demonstration Zones (NIDZ)—kawasan percontohan inovasi nasional—sebagai mesin utama transformasi China dari “Made in China” menuju “Created in China”. Keempat zona ini, yang dikenal sebagai model “3 + 1”, adalah Zhongguancun (Beijing), East Lake (Wuhan), Zhangjiang (Shanghai), dan Hefei-Wuhu-Bengbu (HWB) di Anhui. Masing-masing memiliki DNA inovasi berbeda, namun saling melengkapi dalam ekosistem nasional.
Berikut catatan saya setelah membaca paper ini, kebetulan bulan Juli 2025 kemarin saya berkunjung ke Zhongguancun. Bila berminat membaca langsung paper menarik ini silakan download disini
Juli 2025, Musim Panas di Beijing.
Zhongguancun: Jantung Inovasi
Pagi hari di Beijing tak pernah benar-benar sunyi. Di sela gedung-gedung tinggi dan kampus bergengsi, ribuan anak muda memenuhi kafe dan co-working space di kawasan Zhongguancun. Di sinilah, di jantung ibukota, mimpi besar China tentang inovasi dimulai.
Lebih dari tiga dekade lalu, kawasan ini hanyalah jalan kecil yang dipenuhi toko elektronik. Kini, ia menjelma menjadi “Silicon Valley-nya China.” Di balik kaca jendela laboratorium Tsinghua dan Peking University, ide-ide lahir, berdebat, dan berubah menjadi perusahaan global: Lenovo, Baidu, hingga puluhan ribu startup.
Zhongguancun bukan sekadar tempat bekerja, tapi tempat ide menjadi nyata. Pemerintah menyiapkan kebijakan berani: insentif saham bagi peneliti, pajak ringan untuk wirausaha, dan kredit murah lewat “Zhongguancun Financial Mode”. Bahkan ada bursa saham mini, khusus bagi startup teknologi.
Di sini, inovasi punya wajah — muda, cepat, dan haus tantangan.
Wuhan: Kota yang Belajar Berpikir
Ratusan kilometer ke selatan, di tepi danau luas dan lembah hijau, berdiri Wuhan East Lake High-Tech Zone, yang lebih dikenal sebagai Optics Valley of China. Tempat ini tidak hanya dibangun untuk industri, tapi juga untuk manusia.
Pemerintah Wuhan bermimpi membangun kota yang hidup dari inovasi. Mereka menamainya “City of Evolution.” Di sini, universitas, taman, dan pusat riset berdampingan dengan danau dan taman kota. Mahasiswa, peneliti, dan wirausahawan berjalan kaki ke laboratorium di pagi hari dan bersepeda pulang saat senja.
Lewat kebijakan “3551 Talent Plan”, Wuhan mengundang ilmuwan dunia: datang, menetap, dan meneliti. Pemerintah berani memberikan jutaan yuan untuk siapa pun yang berani mendirikan perusahaan berbasis teknologi di East Lake.
Inovasi di sini terasa seperti udara — menyatu dengan ritme kota yang tenang tapi penuh semangat.
Shanghai: Pintu Dunia yang Terbuka
Sementara itu, di timur, Shanghai Zhangjiang High-Tech Park berdetak dalam tempo global. Kawasan ini adalah laboratorium terbuka dunia. Ratusan perusahaan multinasional membangun pusat R&D di sini: GE, DuPont, Honeywell, Siemens.
Di Zhangjiang, Anda bisa menemukan ilmuwan muda Tiongkok bekerja bersama peneliti Amerika, Jerman, atau Korea dalam satu ruangan. Mereka berbicara dalam bahasa sains yang sama — bahasa masa depan.
Shanghai tahu betul cara menarik investasi: lewat strategi “Focus on Zhangjiang,” pemerintah menciptakan ekosistem lengkap dari inkubator, pusat biofarmasi, hingga lembaga keuangan inovatif. Tak heran jika Zhangjiang kini jadi jantung teknologi global China, tempat ide-ide lintas negara berbaur dan melahirkan sesuatu yang benar-benar baru.
Anhui: Eksperimen dari Tanah yang Tenang
Dan akhirnya, kita sampai di Anhui, tempat lahirnya kawasan Hefei–Wuhu–Bengbu (HWB) — anak bungsu dalam keluarga besar inovasi China.
Berbeda dari tiga kakaknya yang modern dan kosmopolitan, HWB lahir dari ketekunan. Kawasan ini tidak memiliki kemewahan kota besar, tapi justru di situlah kekuatannya: biaya murah, ruang luas, dan keberanian mencoba.
Didukung universitas ternama seperti University of Science and Technology of China (USTC) dan lembaga riset milik Chinese Academy of Sciences, HWB menjadi tempat riset dan industri bertemu.
Di sinilah eksperimen besar dilakukan: bagaimana kota kelas menengah bisa menjadi pusat sains baru, tanpa kehilangan akar lokalnya.
Fokusnya pada energi baru, kendaraan listrik, dan material canggih — hal-hal yang akan menentukan masa depan industri China. HWB seperti laboratorium sosial-ekonomi: sederhana di luar, tapi sarat inovasi di dalam.
Empat Jalan, Satu Tujuan
Empat kota, empat pendekatan, satu cita-cita: menjadikan China negara pencipta teknologi, bukan sekadar perakit.
Zhongguancun menunjukkan kekuatan kolaborasi antara kampus dan industri.
Wuhan membuktikan inovasi bisa tumbuh dalam ekosistem kota yang manusiawi.
Shanghai mengajarkan pentingnya keterbukaan terhadap dunia.
Dan Anhui membuktikan bahwa daerah dengan sumber daya terbatas pun bisa memimpin jika diberi ruang bereksperimen.
Program “3 + 1 National Innovation Demonstration Zones” ini bukan sekadar proyek ekonomi — ia adalah cermin transformasi peradaban. Dari empat zona inilah, China melatih diri untuk berpikir, mencipta, dan bermimpi.
Kini, istilah “Made in China” mulai berubah makna. Ia tak lagi sekadar label di punggung produk, tapi simbol evolusi: bahwa negeri ini sedang belajar menciptakan masa depannya sendiri.
“Kalau ada niat, jalan pasti terbuka”
